Pewarnaan Batik Jumputan dalam teori Color Wheel

Sir Isaac Newton mengembangkan diagram lingkaran warna  pertama  kali di tahun 1666. Sejak  saat itu , para ilmuwan dan seniman telah mempelajari , merancang berbagai variasi dari konsep color wheel .  Perbedaan pendapat tentang keabsahan satu format tersebut di atas diantara teori satu dengan yang lain  lain terus memprovokasi perdebatan .
Akan tetapi dari beberapa teori  , kenyataannya mempunyai kesamaan di setiap lingkaran warna  yaitu menyajikan urutan logis  warna  warna murni dan memiliki  unsur manfaat antara satu dengan yang warna yang lainya.

Terdapat tiga definisi atau kategori warna didalam color wheel yang semua diawali dengan tiga komponen kategori :

1. Primer Warna , terdiri dari Merah, kuning dan biru
Dalam teori warna promer l (yang digunakan dalam cat dan pigmen), warna primer adalah warna 3 pigmen yang tidak dapat dicampur atau dibentuk oleh kombinasi dari warna lain. Semua warna  selaian Merah , Kuning dan biru berasal  berasal dari ini percampuran 3 warna primer.

2. Warna sekunder:, hijau, oranye dan ungu   Ini adalah warna yang dibentuk oleh pencampuran warna primer.

3. Warna Tersier: Kuning-oranye, merah-oranye, merah-ungu, biru-ungu, biru-hijau & kuning-hijau. Ini adalah warna yang dibentuk dengan mencampur primer dan warna sekunder. Itu sebabnya rona warna tersier  adalah nama dua kata warna , seperti biru-hijau, merah-ungu, dan kuning-oranye.

Teori  teori diatas  kami pergunakan dalam  aplikasi proses pewarnaan batik jumputan atau tie dye mamaput bali dadalam proses pembuatan Busana Muslim , Dress Pelangi dan Mukena Pelangi.  Untuk hasil yang sudah dikerjakan silahkan baca disini

No comments :

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijaksana